Film Dua Garis Biru karya sutradara kenamaan Ginatri S. Noer laris manis ditonton hingga 2 juta pasang mata seluruh Indonesia. Film yang tayang mulai 11 Juli lalu bahkan menerima rating sebesar 8,2/10 berdasarkan data IMDb alias Internet Movie Database. Sutradara sekaligus penulis skenario Gina sebutan akrabnya menyatakan bahwa ia sudah sejak lama menggarap naskah Dua Garis Biru, kurang lebih 9 tahun terhitung dari 2010.
Diperankan beberapa artis papan atas, Film Dua Garis Biru menceritakan tentang beratnya perjalanan hidup sepasang kekasih dimasa SMA yakni Dara (Zara JKT 48) dan Bima (Angga Yunanda). Dara diketahui hamil setelah melakukan tes kehamilan yang ditemani oleh sang kekasih. Akibat perbuatannya inilah, Dara terpaksa dikeluarkan dari sekolah. Sedangkan Bima mau tidak mau harus bertanggung jawab dan menafkahi kehidupan Dara.
Film yang menjadi debut pertama Gina sebagai sutradara ini sempat dikecam karena dinilai takut merusak moral anak bangsa. Tidak tanggung-tanggung, sebagian masyarakat pun turut andil dalam membuat petisi agar film tersebut tidak lulus sensor. Padahal bila ditelusuri lebih dalam, Film Dua Garis Biru justru menampilkan realita yang sesungguhnya dari bahaya ‘hubungan badan’ bila dilakukan pada usia dini. Mengingat kenyataan bahwa remaja Indonesia kini semakin canggih dan mudah dalam mengakses berbagai informasi dari internet yang mana terkadang justru menyesatkan pikiran.
Menampilkan Pentingnya Pendidikan S*x Sejak Dini
Film Dua Garis Biru tampaknya memberikan magnet tersendiri bagi mereka yang sudah menonton film tersebut. Anggapan awal bahwa Film Dua Garis Biru bisa memicu kerusakan moral remaja, seakan ditepis secara langsung lewat cara penyampaian pesannya yang sangat sederhana tapi menyentuh hati. Beberapa dialog justru menerangkan secara langsung bahaya melakukan hubungan ‘badan’ di usia dini terutama bila tidak menggunakan pengaman.
Sarat akan Makna
Meski beberapa adegan tidak dijelaskan secara terang-terangan, Film Dua Garis Biru tetaplah sarat akan makna bila diteliti lebih dalam. Salah satunya scene dimana Bima memesan jus strawberry dan sontak angle camera mengarah langsung pada buah strawberry yang sedang di blender itu. Pemaknaan strawberry yang di blender tersebut diibaratkan seperti jabang bayi yang dibunuh secara perlahan-lahan dengan menggunakan alat khusus aborsi. Tidak hanya itu saja, ada pula dialog antara dokter kehamilan, Dara, Bima, beserta kedua belah pihak keluarga mereka yang mana sang dokter menerangkan bahwa kehamilan di usia Dara (usia SMA) itu benar-benar rawan karena rahimnya yang dinilai belum siap.
Beberapa pakar kesehatan pun menilai kehamilan di usia dini bukan hanya menyalahi norma yang berlaku saja, melainkan adanya dampak buruk bagi kesehatan seperti pendarahan, persentase bayi lahir premature dan cacat bawaan jauh lebih besar, depresi post-partum, hingga yang paling parah terserang kanker serviks. Menjadi seorang ibu memang dambaan bagi seluruh wanita, tetapi bukan berarti harus menjadi ibu di usia muda yang belum matang sama sekali loh ya.
Umumnya usia terbaik bagi wanita untuk hamil ialah kisaran 21 hingga 35 tahun. Nah, kalau kamu termasuk ibu muda yang sedang menunggu waktu kelahiran sang buah hati, coba lakukan saja 2 metode yang kerap kali digunakan untuk cek usia kehamilan yaitu metode kalender dan pemeriksaan USG. Untuk informasi lanjutnya bisa kamu baca melalui laman situs https://www.cekaja.com/info/intip-cara-cek-usia-kehamilan-di-sini/.